Senang
Berbisnis, Tapi Belajar adalah Prioritas
Karya :
Cinta Setia Wati
Rani
adalah anak ke-2 dari dua bersaudara, kakaknya saat ini sedang mengajar di
salah satu SD di daerah kami, kebetulan saat ini kakak Rani sudah menikah. Rani
tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan juga dengan istri dari kakaknya. Ayahnya
adalah salah satu karyawan di sebuah pabrik di daerah kami. Rani duduk di kelas
XII di salah satu SMA yang tidak jauh dari rumah kami. Rani adalah salah satu
siswa yang pintar di sekolah kami, kebetulan aku adalah teman sekelas dan teman
belajar Rani di rumah. Rumah kami tidak terlalu jauh jadi jika ada sesuatu yang
harus di kerjakan dari sekolah kami tidak susah payah harus berjalan lama.
Sekolah
kami tidak semegah sekolah-sekolah lainnya tapi sekolah kami adalah kebanggaan
yang tidak pernah ternilai dengan apapun. Kami bangga dengan guru-guru kami
yang telah mengajar kami dengan sepenuh hatinya, mendidik kami dengan penuh
tanggung jawabnya, menasehati kami agar kelak menjadi pribadi yang berguna bagi
orang tua, nusa dan bangsa, juga almamater sekolah kami.
Rani
adalah anak yang giat berbisnis, ia tidak suka membebankan orang tua dalam
segala kebutuhan hidupnya dan selalu membantu orang tuanya untuk membayar
pembiayaan sekolahnya. Dia wanita yang ulet dalam berbisnis jika aku bilang,
dia tidak pernah mengeluh jika ada masalah dalam bisnisnya. Padahal dia kan
masih anak SMA tapi jiwa kewirausahaannya sudah terlihat dari sekarang. Prestasi
Rani di sekolah tidak pernah tersaingi oleh siapapun, walaupun saat ini dia
menggeluti dunia bisnis tapi belajar baginya adalah nomor satu. Dengan
keseimbangannya belajar dan berbisnis saat ini dia bisa merasakan bahwa segala
hal yang didasari dengan do’a dan ikhtiar tidak akan pernah menghianatinya.
Suatu
hari Rani mendapat kabar dari wali kelasnya, ia terpilih menjadi salah satu
murid yang mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba cerdas cermat antar Kabupaten,
jelas Rani sangat bahagia mendengarnya, selepas pulang sekolah kemudian ia
menceritakan kabar gembira itu kepada ayah dan ibunya. Tentu saja mereka juga
merasa bahagia dan juga bangga kepada Rani.
Selang
waktu berlalu lomba pun berlangsung, lomba itu dilaksanakan di salah satu
sekolah ternama di Kabupaten kami. Rani
yang saat itu bersama dengan dua temannya merasa gugup dan juga cemas, tapi ibu
dan bapa guru memberikan semangat yang luar biasa kepada mereka, saat itu pun
aku ikut melihat berlangsungnya lomba tersebut.
Tenggggg…
lomba pun berlangsung tertib dan juga tegang ketika aku melihat wajah mereka
yang akan mengikuti lomba. Disana terlihat Rani dan kedua temannya berdiri di
meja lomba nomor 2. Walaupun terlihat gugup tapi mereka tetap berusaha tenang
dan optimis kalo mereka akan menjadi pemenangnya.
Tetttttt……
waktu lomba pun habis, kami tinggal menunggu hasil juri yang akan menentukan
berapa nilai dan siapa yang akan menjadi juaranya. Tak lama kemudian salah satu
juri naik ke panggung kejuaraan untuk mengumumkan siapa pemenang lomba cerdas
cermat dengan nilai yang paling tinggi. Tidak disangka sekolah kami menjadi
juara pertama di lomba cerdas cermat tersebut, otomatis ibu bapa guru dan teman
teman kami merasa bangga dan juga bahagia kepada Rani dan juga kedua temannya
tersebut. Kami pun memberi ucapan selamat kepada Rani dan temannya.
Setiba
di rumah Rani langsung menceritakan kabar gembira tersebut kepada ayah dan
ibunya, mereka pun sangat bangga dan juga bahagia atas kerja keras Rani dalam
belajar dan mendapatkan sebuah piala untuk sekolahnya.
Keesokan
harinya Rani bergegas ke sekolah karena hari itu hari senin. Rani mengikuti
upacara bendera seperti biasanya dan pada upacara bendera tersebut sang pembawa
amanat upacara menceritakan betapa bangganya ia kepada Rani dan kedua temannya
itu, Rani pun dipanggil ke depan untuk membawa piala yang telah ia persembahkan
untuk sekolahnya.
Upacara
pun selesai Rani langsung pergi ke kelas untuk istirahat sejenak sebelum
pelajaran di mulai. Kemudian ia dipanggil bapa guru untuk menghadap kepala
sekolah di kantor dan kemudian Rani pun bergegas pergi ke kantor. Selepas Rani
pulang dari kantor aku melihat ada senyum kebahagiaan di wajahnya. Kemudian aku
bertanya kepadanya ternyata ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu
Universitas ternama di Bandung, aku sangat bangga prestasi dan kerja keras Rani
selama ini. Semoga saja ke depannya aku bisa seperti Rani yang selalu belajar
dengan giat, tekun, ulet dan juga pintar berbisnis.
-
TAMAT -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar