Jumat, 23 November 2018

Cerpen


Senang Berbisnis, Tapi Belajar adalah Prioritas
Karya : Cinta Setia Wati
Rani adalah anak ke-2 dari dua bersaudara, kakaknya saat ini sedang mengajar di salah satu SD di daerah kami, kebetulan saat ini kakak Rani sudah menikah. Rani tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan juga dengan istri dari kakaknya. Ayahnya adalah salah satu karyawan di sebuah pabrik di daerah kami. Rani duduk di kelas XII di salah satu SMA yang tidak jauh dari rumah kami. Rani adalah salah satu siswa yang pintar di sekolah kami, kebetulan aku adalah teman sekelas dan teman belajar Rani di rumah. Rumah kami tidak terlalu jauh jadi jika ada sesuatu yang harus di kerjakan dari sekolah kami tidak susah payah harus berjalan lama.
Sekolah kami tidak semegah sekolah-sekolah lainnya tapi sekolah kami adalah kebanggaan yang tidak pernah ternilai dengan apapun. Kami bangga dengan guru-guru kami yang telah mengajar kami dengan sepenuh hatinya, mendidik kami dengan penuh tanggung jawabnya, menasehati kami agar kelak menjadi pribadi yang berguna bagi orang tua, nusa dan bangsa, juga almamater sekolah kami.
Rani adalah anak yang giat berbisnis, ia tidak suka membebankan orang tua dalam segala kebutuhan hidupnya dan selalu membantu orang tuanya untuk membayar pembiayaan sekolahnya. Dia wanita yang ulet dalam berbisnis jika aku bilang, dia tidak pernah mengeluh jika ada masalah dalam bisnisnya. Padahal dia kan masih anak SMA tapi jiwa kewirausahaannya sudah terlihat dari sekarang. Prestasi Rani di sekolah tidak pernah tersaingi oleh siapapun, walaupun saat ini dia menggeluti dunia bisnis tapi belajar baginya adalah nomor satu. Dengan keseimbangannya belajar dan berbisnis saat ini dia bisa merasakan bahwa segala hal yang didasari dengan do’a dan ikhtiar tidak akan pernah menghianatinya.
Suatu hari Rani mendapat kabar dari wali kelasnya, ia terpilih menjadi salah satu murid yang mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba cerdas cermat antar Kabupaten, jelas Rani sangat bahagia mendengarnya, selepas pulang sekolah kemudian ia menceritakan kabar gembira itu kepada ayah dan ibunya. Tentu saja mereka juga merasa bahagia dan juga bangga kepada Rani.
Selang waktu berlalu lomba pun berlangsung, lomba itu dilaksanakan di salah satu sekolah ternama di Kabupaten kami.  Rani yang saat itu bersama dengan dua temannya merasa gugup dan juga cemas, tapi ibu dan bapa guru memberikan semangat yang luar biasa kepada mereka, saat itu pun aku ikut melihat berlangsungnya lomba tersebut.
Tenggggg… lomba pun berlangsung tertib dan juga tegang ketika aku melihat wajah mereka yang akan mengikuti lomba. Disana terlihat Rani dan kedua temannya berdiri di meja lomba nomor 2. Walaupun terlihat gugup tapi mereka tetap berusaha tenang dan optimis kalo mereka akan menjadi pemenangnya.
Tetttttt…… waktu lomba pun habis, kami tinggal menunggu hasil juri yang akan menentukan berapa nilai dan siapa yang akan menjadi juaranya. Tak lama kemudian salah satu juri naik ke panggung kejuaraan untuk mengumumkan siapa pemenang lomba cerdas cermat dengan nilai yang paling tinggi. Tidak disangka sekolah kami menjadi juara pertama di lomba cerdas cermat tersebut, otomatis ibu bapa guru dan teman teman kami merasa bangga dan juga bahagia kepada Rani dan juga kedua temannya tersebut. Kami pun memberi ucapan selamat kepada Rani dan temannya.
Setiba di rumah Rani langsung menceritakan kabar gembira tersebut kepada ayah dan ibunya, mereka pun sangat bangga dan juga bahagia atas kerja keras Rani dalam belajar dan mendapatkan sebuah piala untuk sekolahnya.
Keesokan harinya Rani bergegas ke sekolah karena hari itu hari senin. Rani mengikuti upacara bendera seperti biasanya dan pada upacara bendera tersebut sang pembawa amanat upacara menceritakan betapa bangganya ia kepada Rani dan kedua temannya itu, Rani pun dipanggil ke depan untuk membawa piala yang telah ia persembahkan untuk sekolahnya.
Upacara pun selesai Rani langsung pergi ke kelas untuk istirahat sejenak sebelum pelajaran di mulai. Kemudian ia dipanggil bapa guru untuk menghadap kepala sekolah di kantor dan kemudian Rani pun bergegas pergi ke kantor. Selepas Rani pulang dari kantor aku melihat ada senyum kebahagiaan di wajahnya. Kemudian aku bertanya kepadanya ternyata ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu Universitas ternama di Bandung, aku sangat bangga prestasi dan kerja keras Rani selama ini. Semoga saja ke depannya aku bisa seperti Rani yang selalu belajar dengan giat, tekun, ulet dan juga pintar berbisnis.

-      TAMAT -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar